8 Kesenian Tradisional Jember yang Menyimpan Sejarah dan Budaya

Egrang Tanoker

Egrang Tanoker (wongjember)

Kesenian tradisional Jember merupakan cermin kehidupan dan budaya masyarakatnya yang kaya.

Dari tarian hingga musik, setiap bentuk seni di daerah ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai pengikat identitas dan warisan budaya yang telah ada selama bertahun-tahun.

Dalam upaya mempertahankan nilai-nilai tradisional di tengah arus modernitas, berbagai komunitas di Jember aktif melestarikan kesenian ini, menjadikannya bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Kesenian Tradisional Jember

Berikut ini adalah beberapa kesenian tradisional Jember yang masih dilestarikan hingga sekarang.

1. Can Macanan Kadhuk

Can Macanan Kadhuk adalah seni tradisional yang sangat dihormati di Jember. Menariknya, seni ini menggambarkan harimau besar yang terbuat dari karung goni.

Meskipun tidak ada catatan pasti tentang kapan seni ini pertama kali muncul, Can Macanan Kadhuk mencerminkan kehidupan masyarakat perkebunan yang berusaha melindungi kebun mereka dari hewan liar.

Pertunjukan ini melibatkan sekitar 45-50 orang dalam satu kelompok, dan sering dipentaskan dalam berbagai acara seperti pernikahan dan khitanan.

Salah satu kelompok yang aktif dalam mempertahankan kesenian ini adalah Bintang Timur, yang sudah berdiri sejak tahun 1974.

2. Reog di Pendhalungan

Reog dikenal sebagai seni pertunjukan yang berasal dari Ponorogo, tetapi di Jember, reog telah menemukan rumahnya sendiri.

Sejarah reog di Jember bermula ketika pemerintah kolonial Belanda membawa para pekerja dari Mataraman untuk bekerja di daerah ini.

Terpisah dari kampung halaman, mereka membentuk kelompok seni reog untuk menjaga identitas budaya mereka.

Kini, ada sekitar 23 kelompok reog di Jember yang dikelola secara mandiri.

Bahkan Universitas Jember berperan penting dalam melestarikan seni ini dengan menyelenggarakan pentas kolosal setiap tahun.

3. Jaran Kencak

Salah satu kesenian menarik lainnya adalah jaran kencak atau kuda menari. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara hajat di desa-desa di Jember selatan.

Kuda yang digunakan dalam pertunjukan ini dilatih untuk menari mengikuti irama musik yang dimainkan.

Penampilan jaran kencak sangat memukau, terutama dengan hiasan menarik yang disematkan pada kuda-kuda tersebut

4. Musik Patrol

Ketika bulan puasa tiba, suara musik kendang patrol akan terdengar merdu di malam hari.

Musik ini dimainkan oleh pemuda dan anak-anak yang berkeliling desa untuk membangunkan orang-orang untuk sahur.

Alat musik ini terbuat dari kayu nangka pilihan dan menjadi bagian dari tradisi masyarakat Jember.

Saat ini, musik kendang patrol tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga ditampilkan dalam acara resmi dan karnaval.

5. Tari Lahbako

Jember dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau terbaik di Indonesia dan tradisi petani tembakau di daerah ini menginspirasi lahirnya Tari Lahbako.

Tarian ini menggambarkan proses pengolahan tembakau, di mana para penari mengenakan kostum khas yang mencerminkan aktivitas pertanian mereka.

Tari Lahbako menjadi simbol identitas budaya masyarakat Jember yang erat kaitannya dengan hasil pertanian.

6. Egrang Tanoker

Egrang Tanoker merupakan tempat yang menyatukan anak-anak dari berbagai latar belakang untuk menciptakan perdamaian dan keadilan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan di antara anak-anak, menjadikannya ruang yang tidak hanya untuk masyarakat Ledokombo, tetapi untuk semua kalangan.

7. Jember Fashion Carnaval

Jember Fashion Carnaval (JFC) adalah salah satu event fesyen terbesar yang menampilkan kreativitas masyarakat Jember.

Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2003, JFC berkembang menjadi ajang yang diakui secara nasional dan internasional.

Pesertanya berasal dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, pegawai, hingga ibu rumah tangga yang mendesain kostum mereka sendiri dari bahan daur ulang, menjadikan JFC sebagai perayaan fesyen yang ramah lingkungan.

8. Batik Jember

Batik Jember memiliki ciri khas tersendiri dengan motif daun tembakau, yang mencerminkan kekayaan alam daerah ini.

Selain motif tembakau, beberapa pengrajin juga menambahkan elemen lain seperti kopi dan cokelat pada batiknya.

Previous Post Next Post